Monday, May 8, 2017

, , ,

Anak Rantau: Kesepian

Aku anak rantau. 

Di kota perantauan aku mengemban ilmu. Mencari jati diri seorang diri. 

Seorang diri. 
.
.
.

Terkadang pada suatu malam, kamu di kos mu atau dimanapun anda berada dan aku di asrama ku merasakan hal yang sama. Kekosongan. Hampa. Kesendirian. Padahal kita harus tahu bahwa kita tidak sendiri merasakan hal tersebut. Ada banyak orang yang meninggalkan zona nyamannya, meninggalkan apa yang mereka sebut rumah untuk berada di mana pun mereka berada. Sekarang.

Dan inilah yang kurasakan saat ini. Kosong. Hampa. dan Sendiri. Padahal aku adalah anak asrama, yang notabene ada sekitar 100-an anak yang tinggal disatu gedung bersamaku. Dan bahkan di kamarku ada teman kamarku. Akan tetapi aku tetap merasa sendirian. Dan yang paling lucunya, temanku yang dari rumah lah, teman masa kecilku lah yang membuatku merasa begitu.

Pahit emang. 

Kamu harus tahu bahwa yang membuat anda merasa lonely adalah orang dan bukan suasana. Being alone and being lonely is different. Anda mungkin menikmati waktu sendirian (Alone) tetapi beda ketika anda merasa sendirian (lonely). And that's what I am feeling right now, aku kesal dan baper (kata tepatnya) karena walaupun komunikasi kita hanya bisa melalui group chat tetapi aku merasa tidak dianggap disana. Terutama oleh dia, teman ku yang sangat ku hargai. Dan aku akui aku iri dengan temanku yang bisa mendekati dan jauh lebih dekat dengan dia dibanding aku. Ahh, aku terlalu terbawa perasaan, toh, kita hanya teman yang kenal sejak kecil. Udah itu saja. 

Tetapi teman ku yang satu ini selalu aja bisa membuat aku merasa kesepian dan sendiri. Mengetahui hal ini, aku harusnya melepaskan. Melepaskan perasaan. Melepaskan ikatan ke masa lalu ku. People change, but memories don't. Cukup itu saja yang harus kuingat. Biarkan lah jika aku emang tidak lagi dekat dengan dia. Biarkanlah. Dia juga tidak peduli.

Sekian.

-AL
Share:

0 comments:

Post a Comment