Saya telah menjadi blogger sejak menduduki bangku SMA, tepatnya pada saat saya masih kelas 1 SMA. Pada saat itu, saya iseng saja menulis di platform blog Tumblr yang kebetulan sedang naik daun di kalangan teman-teman saya. Alasan saya menulis pada saat itu, selain sebagai tempat saya mencurahkan hati dan kejadian yang terjadi di sekitar saya, adalah melatih kemampuan bahasa inggris saya pada saat itu (dan sampai sekarang juga). Disana saya merasa nyaman untuk menuangkan pikiran dan perasaan saya.
Setiap orang memiliki cara untuk mengekspresikan dirinya, saya kebetulan menemukan secara tidak sengaja bahwa cara saya menyalurkan pikiran dan perasaan saya adalah dengan menulis blog. Layaknya penulis naskah, saya merangkai kata dan menulis skenario-skenario kehidupan menjadi sebuah cerita yang dapat saya bagikan kepada pembaca saya. Penuh makna dan penuh realisasi bagi saya. Rupanya, ketika kita membungkus skenario-skenario tersebut ke dalam sebuah kata-kata, banyak sekali hikmah yang bisa dipetik. Rasa syukur karena telah berhasil melalui banyak fase kehidupan dapat timbul setelah membaca kembali tulisan saya. Terkadang amarah maupun kepahitan lambat laun lenyap dengan satu per satu kata yang dirangkai diatas tampilan layar laptop. Harus saya akui, perasaan yang menyergap saya pada saat menulis membuat saya merasa kerasukan, tentunya dalam artian yang baik.
Maka ketika dosen Bahasa Indonesia saya saat semester satu menyarankan saya untuk membuat blog agar dapat memuat artikel-artikel berisi esai maupun karya tulis selama kuliah, saya tanpa ragu membuat blog di platform yang baru, di Blogspot ini. Niatnya dengan adanya blog baru ini, orang-orang yang membaca dapat memberi masukan ataupun kritik terhadap tulisan saya agar saya bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik kedepannya. Namun, niat tersebut sekarang berkembang untuk tidak lagi memuat tugas-tugas kuliah tetapi juga tentang pendapat dan pengetahuan yang dapat saya bagikan kepada pembaca. Melalui blog ini, saya pertama kali berinteraksi dengan pembaca saya dan hal ini belum pernah saya rasakan selama saya menulis di blog Tumblr saya. Berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal yang menanyakan mengenai tulisan saya rupanya sangat menyenangkan. Membantu pembaca saya, yang banyak merupakan calon-calon mahasiswa, membuat saya bangga telah menjadi penulis. Bangga menjadi penulis blog. Ada kesenangan tersendiri bahwa kegemaran yang digeluti sejak SMA dapat berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Dan menjelang tahun baru, dimana istilah "New Year, New Me" mulai sering dikumandangkan, penulis blog amatiran satu ini juga memiliki resolusi tahun baru layaknya orang-orang lain. Ya, resolusi ini juga merupakan resolusi saya menyambut semester baru, semester enam, karena dengan mulai sepinya kegiatan berorganisasi saya selama kuliah dan bertepatannya dengan awal tahun. Sudah saatnya saya mengahlikan fokus saya ke hal-hal baru dan lain dari semester-semester sebelumnya.
Resolusi pertama, perbanyak membaca buku. Sebagai seorang mahasiswa, saya patutnya malu karena jarang sekali membaca buku (diluar mata kuliah, ya). Padahal, dulunya saya sangat senang membaca dan sekali lagi hobi ini harus dihidupkan kembali karena tumpukan buku yang telah dibeli di toko buku mulai bertumpuk dan meminta untuk dibaca.
Resolusi kedua, menulis lebih banyak. Bisa dalam bentuk karya tulis ilmiah, cerpen, maupun artikel blog. Karena waktu yang sudah mulai luang (dari kegiatan organisasi), saya berharap saya dapat meluangkan waktu untuk menulis mungkin di blog ini atau di blog yang lainnya. Untuk memotivasi saya menulis cerpen atau karya tulis ilmiah, saya sendiri berpikir untuk berkolaborasi dengan beberapa teman-teman saya yang senang menulis karena memang sudah lama banget saya tidak mencoba menulis cerpen.
Resolusi ketiga, fokus penelitian maupun projek dosen. Saat ini, tahun ketiga perkuliahan menurutku adalah masa emas bagi seorang mahasiswa karena pada saat itu kami sudah mulai memikirkan arah penelitian skripsi kami dan juga biasanya banyak dosen yang menawarkan projek penelitiannya. Terutama sebagai seorang mahasiswa Teknik Biomedis, kesempatan untuk mendapat ilmu di luar ruang kelas seharusnya tidak disia-siakan. Setidaknya diakhir tahun, layaknya mahasiswa semester tujuh, saya dapat menghadirkan sebuah proposal skripsi yang sreg bagi saya sendiri.
Resolusi keempat, persiapan untuk skripsi dan memperbaiki kebiasaan belajar. Berhubungan dengan resolusi sebelumnya, memasuki tahun ketiga berarti harus lebih serius lagi dengan kuliah. Bukan berarti tahun sebelumnya saya tidak serius, namun dengan berjibun kegiatan diluar akademik membuat saya tidak fokus pada akademik saya. Harus saya akui, bahwa dengan SKS (Sistem Kebut Semalam) nilai mungkin aman, tetapi ilmu yang di dapat tidak maksimal. Bagaimana maksimal apabila hanya mempelajari bahan dari dosen dan tidak mencoba untuk mencari diluar bahan yang diberi? Bagaimana maksimal kalau kerjain projek tidak seratus persen terlibat?
Resolusi kelima, menjadi mahasiswa yang berpenghasilan. Ini adalah resolusi saya tahun lalu, namun masih belum bisa terlaksana sampai sekarang karena kendala waktu dan usaha. Sebagai seorang mahasiswa yang masih bergantung pada uang bulanan dari orang tua, saya berharap bisa menghasilkan uang agar dapat meringankan beban orang tua saya. Ada banyak cara untuk berpenghasilan sebagai seorang mahasiswa. Saat ini, saya mulai mencoba untuk mengenali diri dengan investasi saham dan berjual online. Karena kurang pengalaman dan ilmu, saya masih harus terus belajar agar hal ini bisa terealisasi.
Resolusi keenam, menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini mungkin terdengar klise, tetapi saya melewati banyak sekali fase naik turun selama tahun 2018 ini sehingga terkadang saya perlu diingatkan lagi untuk menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri. Menjadi lebih baik dari diri saya sebelumnya dan bukan terus membandingkan diri saya dengan orang lain. Menghindari rasa dengki dan iri hati, memperbaiki akhlak dan mendalami ilmu agama saya. Saya terinspirasi dengan teman saya yang tahun lalu menetapkan untuk lebih mendalami ilmu agamanya mulai dari tahun ini dan saya sendiri dapat melihat perubahan yang baik dari teman saya. Apalagi ketika sudah berkepala dua, sudah seharusnya fondasi mengenai nilai-nilai kehidupan dapat tertanam dengan baik.
Setiap resolusi dibuat dengan niatan menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti yang pernah dikatakan oleh filsuf favorit saya, Daisaku Ikeda, bahwa "Revolusi manusia yang hebat hanya dalam satu individu akan membantu mencapai perubahan dalam takdir suatu bangsa, dan, lebih lanjut, akan memungkinkan perubahan dalam takdir semua umat manusia". Revolusi manusia yang dimaksud disini adalah perubahan mendasar atau internal dari diri kita sendiri sebagai seorang individu. Saya percaya bahwa kita memiliki kekuatan dan tanggung jawab atas kehidupan kita masing-masing, apa pun kondisi eksternalnya. Kita dapat memilih bagaimana kita memandang segala sesuatu yang terjadi di kehidupan kita. Tahun 2018 akan segera berakhir dan untuk menyongsong tahun baru 2019, mari sama-sama melaksanakan "Revolusi Manusia" di dalam diri kita masing-masing!
Terima kasih telah membaca.
Selamat Tahun Baru 2019!
-ali
***
Dan menjelang tahun baru, dimana istilah "New Year, New Me" mulai sering dikumandangkan, penulis blog amatiran satu ini juga memiliki resolusi tahun baru layaknya orang-orang lain. Ya, resolusi ini juga merupakan resolusi saya menyambut semester baru, semester enam, karena dengan mulai sepinya kegiatan berorganisasi saya selama kuliah dan bertepatannya dengan awal tahun. Sudah saatnya saya mengahlikan fokus saya ke hal-hal baru dan lain dari semester-semester sebelumnya.
Sumber Ilustrasi: Canva |
Resolusi kedua, menulis lebih banyak. Bisa dalam bentuk karya tulis ilmiah, cerpen, maupun artikel blog. Karena waktu yang sudah mulai luang (dari kegiatan organisasi), saya berharap saya dapat meluangkan waktu untuk menulis mungkin di blog ini atau di blog yang lainnya. Untuk memotivasi saya menulis cerpen atau karya tulis ilmiah, saya sendiri berpikir untuk berkolaborasi dengan beberapa teman-teman saya yang senang menulis karena memang sudah lama banget saya tidak mencoba menulis cerpen.
Resolusi ketiga, fokus penelitian maupun projek dosen. Saat ini, tahun ketiga perkuliahan menurutku adalah masa emas bagi seorang mahasiswa karena pada saat itu kami sudah mulai memikirkan arah penelitian skripsi kami dan juga biasanya banyak dosen yang menawarkan projek penelitiannya. Terutama sebagai seorang mahasiswa Teknik Biomedis, kesempatan untuk mendapat ilmu di luar ruang kelas seharusnya tidak disia-siakan. Setidaknya diakhir tahun, layaknya mahasiswa semester tujuh, saya dapat menghadirkan sebuah proposal skripsi yang sreg bagi saya sendiri.
Resolusi keempat, persiapan untuk skripsi dan memperbaiki kebiasaan belajar. Berhubungan dengan resolusi sebelumnya, memasuki tahun ketiga berarti harus lebih serius lagi dengan kuliah. Bukan berarti tahun sebelumnya saya tidak serius, namun dengan berjibun kegiatan diluar akademik membuat saya tidak fokus pada akademik saya. Harus saya akui, bahwa dengan SKS (Sistem Kebut Semalam) nilai mungkin aman, tetapi ilmu yang di dapat tidak maksimal. Bagaimana maksimal apabila hanya mempelajari bahan dari dosen dan tidak mencoba untuk mencari diluar bahan yang diberi? Bagaimana maksimal kalau kerjain projek tidak seratus persen terlibat?
Resolusi kelima, menjadi mahasiswa yang berpenghasilan. Ini adalah resolusi saya tahun lalu, namun masih belum bisa terlaksana sampai sekarang karena kendala waktu dan usaha. Sebagai seorang mahasiswa yang masih bergantung pada uang bulanan dari orang tua, saya berharap bisa menghasilkan uang agar dapat meringankan beban orang tua saya. Ada banyak cara untuk berpenghasilan sebagai seorang mahasiswa. Saat ini, saya mulai mencoba untuk mengenali diri dengan investasi saham dan berjual online. Karena kurang pengalaman dan ilmu, saya masih harus terus belajar agar hal ini bisa terealisasi.
Resolusi keenam, menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini mungkin terdengar klise, tetapi saya melewati banyak sekali fase naik turun selama tahun 2018 ini sehingga terkadang saya perlu diingatkan lagi untuk menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri. Menjadi lebih baik dari diri saya sebelumnya dan bukan terus membandingkan diri saya dengan orang lain. Menghindari rasa dengki dan iri hati, memperbaiki akhlak dan mendalami ilmu agama saya. Saya terinspirasi dengan teman saya yang tahun lalu menetapkan untuk lebih mendalami ilmu agamanya mulai dari tahun ini dan saya sendiri dapat melihat perubahan yang baik dari teman saya. Apalagi ketika sudah berkepala dua, sudah seharusnya fondasi mengenai nilai-nilai kehidupan dapat tertanam dengan baik.
Setiap resolusi dibuat dengan niatan menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti yang pernah dikatakan oleh filsuf favorit saya, Daisaku Ikeda, bahwa "Revolusi manusia yang hebat hanya dalam satu individu akan membantu mencapai perubahan dalam takdir suatu bangsa, dan, lebih lanjut, akan memungkinkan perubahan dalam takdir semua umat manusia". Revolusi manusia yang dimaksud disini adalah perubahan mendasar atau internal dari diri kita sendiri sebagai seorang individu. Saya percaya bahwa kita memiliki kekuatan dan tanggung jawab atas kehidupan kita masing-masing, apa pun kondisi eksternalnya. Kita dapat memilih bagaimana kita memandang segala sesuatu yang terjadi di kehidupan kita. Tahun 2018 akan segera berakhir dan untuk menyongsong tahun baru 2019, mari sama-sama melaksanakan "Revolusi Manusia" di dalam diri kita masing-masing!
Terima kasih telah membaca.
Selamat Tahun Baru 2019!
-ali
Semoga resolusinya terlaksana, semangat!
ReplyDeleteTerima kasih kak!
DeleteSemoga semua resolusi tahun 2019 bisa terwujud sesuai rencana ya, Kak. Amin.
ReplyDeleteTerima kasih Kak, telah berpartisipasi dalam Kompetisi Blog Nodi. Salam hangat.
Amin, Terima kasih juga mas atas terselenggaranya lomba ini. Saya sendiri sangat menikmati proses menulis artikel ini.
DeleteSmg semua tercapai yah kak hehehe lanjutkan :)
ReplyDeleteAmin. Terima kasih telah membaca kak!
DeleteHai, salam kenal. Semangat menulisnya mengingatkan saya saat masih mahasiswa dulu hehehe. Semoga terus konsisten, ya!
ReplyDeleteHalo, salam kenal mbak Nabilla. Amin, semoga saya bisa terus konsisten dengan resolusi saya. Terima kasih!
Delete