Tuesday, March 19, 2019

, ,

Mengolah Kehidupan Layaknya Sebuah Sinyal

Ilustrasi Sinyal (Sumber: https://nugan88.wordpress.com)

"Hidup itu random."


Saya mengutip ini dari dosen saya yang mengajar mata kuliah Analisis Sinyal Biomedis, salah satu mata kuliah yang lumayan menantang. Menarik namun perlu kegigihan untuk memahaminya. Rupanya dibalik fenomena sinyal yang ada pada lingkungan, kita dapat menarik garis dan menghubungkannya ke kehidupan kita sehari-hari.

Sinyal itu random, artinya kita tidak pernah bisa memastikan bahwa tampilan sinyal akan terus seperti itu. Terutama sinyal yang kita peroleh dari lingkungan atau tubuh kita. Begitu pula dengan hidup. Kita tidak pernah bisa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang akan hidup hadirkan untuk kita. Intinya, hidup itu tidak pernah konstan. Selalu aja ada perubahan-perubahan yang terjadi di kehidupan.

Lalu, jika sinyal itu random, hidup itu random, bagaimana kita bisa memproses sinyal tersebut atau bagaimana kita menentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya dalam hidup? Toh, gak pernah ada yang tahu kan, apa yang bakalan terjadi kedepannya? Tetapi baik sinyal maupun hidup memiliki ciri khasnya masing-masing. 

Saya tidak akan bercerita panjang tentang ciri khas dari sebuah sinyal yang random atau stochastic karena tulisan ini akan menjadi semakin panjang dan saya yakin sudah membuat Anda sekalian bosan dengan tulisan bertele-tele ini. Jadi, langsung saja kita ke "ciri khas" dari kehidupan.

Sebagai makhluk hidup, mau tidak mau kita pasti mengalami atau mengamati tiga hal yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Tiga hal ini adalah,
  • Ketidakkekalan. Ini merupakan suatu hal yang sangat jelas, tetapi terkadang saya sendiri sering melupakannya. Tidak ada yang pernah sama di dunia ini. Kita semua dibatasi oleh waktu dan akan selalu berubah-ubah. Ibarat bunga yang mekar akan layu juga. Manusia akan selalu melewati fase-fase kehidupan yang penuh perubahan. 
  • Duka. Percaya tidak percaya, hidup pada dasarnya penuh dengan penderitaan. Ini bukan berarti saya adalah orang yang sangat negatif. Namun pada kenyataannya, manusia pada suatu titik akan mengalami rasa sedih. Rasa sedih ini dapat berwujud dalam bermacam-macam bentuk seperti berpisah dengan teman, bertemu dengan orang yang kita benci, tidak tercapai keinginannya, dan banyak lagi.
  • Tanpa Inti. Ini rumit untuk dijelaskan dan juga dipahami bahkan untuk saya sendiri. Namun, pada dasarnya kehidupan tidak memiliki satu inti tetapi begitu banyak paduan unsur-unsur lainnya. Contoh yang paling mudah utuk dipahami adalah roti tidak hanya terbuat dari tepung namun juga merupakan paduan dari tepung, air, gula, dan lain-lainnya sehingga akhirnya menjadi sebuah roti. Begitu pula dengan kita manusia. Kita adalah perpaduan dari berbagai hal yang membentuk diri kita seperti yang saat ini. 
Ketiga ciri khas ini, kemudian dalam Buddhisme dikenal dengan Tilakkhana (Tiga Corak Umum) yang merupakan tiga corak dari sebuah eksistensi. Secara tidak sengaja tulisan saya mengarah pada tiga "ciri khas" yang menarik ini karena hal inilah yang saya amati di kehidupan sehari-hari dan memang benar adanya.

Apabila pada sinyal random kita telah mengetahui karakteristik dari sinyal tersebut, maka langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah untuk mengolahnya. Dengan memahami realitas dari kehidupan itu sendiri, kita pun dapat "mengolah" kehidupan.

-AL.

PS. Tulisan ini dimaksud untuk sharing. Silahkan tinggalkan komentar untuk berdiskusi lebih~

Share:

0 comments:

Post a Comment