Tuesday, February 5, 2019

,

FRUSTRASI

Art Block by Marie Toh (Tantangan Kedelapan: Interpretasi Gambar)


Asal kalian tahu, besok adalah hari raya Imlek. Ah, tapi kalian pasti sudah tahu, kan? Gimana tidak? Ini masuk di hari libur Nasional dan bagaimana bisa lupa kalau hari Selasa itu hari libur? Aku aja kegirangan, karena libur dari kerja praktek di instansi tempat aku magang. Seandainya aku di rumah, pasti sempurna. Sayangnya, aku tidak sedang di rumah bersama keluargaku.

Sialan! Aku malah berada di ruangan ini berkutat di depan laptopku, mengerjakan laporan dan sejibun tanggungan lainnya. Walau ragaku hadir, tetapi jiwaku tidak di sini. Saat ini saja aku bisa membayangkan Imlek di rumah nenek dengan suara petasan ketika jarum pendek menunjukkan pukul 12 malam. Tetapi apa daya, aku berada beribu kilometer dari sana. Aku tidak bisa menyalahkan siapapun, kecuali aku sendiri. Aku yang memilih untuk tinggal dan melanjutkan kerja praktek. Aku yang menolak untuk pulang. Aku terlalu gila kerja tetapi ujung-ujungnya menggerutu juga.

“Bagaimana perkembangan tulisanmu?” tanya teman satu kosanku, ia sangat rajin menanyakan perkembangan tulisanku dan membacanya. Aku sangat senang membahas tulisanku dengannya.

“Belum, aku belum mendapatkan ide apapun,” balasku sambil melototi layar laptopku, seakan-akan laptop akan mengetik dengan sendirinya jika kupelototi. Bodoh, aku tahu itu tidak mungkin.

“Baiklah, kalau gitu. Semangat ya,” sahut temanku, akhirnya meninggalkanku di kamar sendiri.

Memantau layar laptop selama dua jam; mengerjakan laporan dan kerjaan lainku, aku kian bosan. Aku memandang langit-langit kamar dan memutuskan untuk mengambil ponsel dari meja. Aku berpindah memantau layar ponsel, melihat layar notifikasi. Tidak ada pesan baru yang masuk.

Oke, mungkin semua sedang menikmati malam liburan atau malam sebelum tahun baru Imlek. Wajar saja kalau tidak ada yang menghubungiku. Aku kemudian berpindah dari satu aplikasi media sosial ke media sosial lainnya. Aku membuka Line, Whatsapp, dan akhirnya Instagram. Melihat satu per satu instastory teman-teman, terutama teman-teman di kampung halaman.

Menekan lingkaran-lingkaran merah jambu itu satu per satu, aku melihat semua orang sedang bersenang-senang. Ada yang pulang dan ada pula yang berada di perantauan, tetapi semua merayakan malam tahun baru Imlek. Mereka keluar makan di rumah makan ataupun di rumah bersama keluarga. Ada pula yang menonton petasan. Sungguh, malam yang mengasyikkan bagi mereka.

Di satu sisi, aku senang karena ini tahun baru Imlek. Di sisi lain, aku iri dengan teman-teman di media sosial yang sibuk membagikan keasyikan mereka di malam tahun baru ini. Akhirnya aku memutuskan untuk menutup layar ponsel dan kembali berkutat di depan layar komputer, melototi layar berharap ia mengetik dengan sendirinya.

Selesailah, biar aku lekas tidur. Selesailah!

Aku melirik pada sudut layar komputer, waktu menunjukkan 00.03 WIB. Tidak ada suara petasan dari jauh seperti biasanya. Aku kembali memandang langit-langit kamarku, terkurung di kamar sialan ini pada hari raya Imlek.


#katahatiproduction
#katahatchallenge 


Jumlah kata: 433 kata.


-ali 

--------------
Catatan:  Entah kenapa ketika melihat gambar ini, aku hanya bisa mengambarkan seseorang yang frustrasi, mungkin karena suasana hatiku juga begitu. Ini bukan sebuah karya yang maksimal dariku tetapi yang penting sudah berusaha. Bagi teman-teman yang merayakan Tahun Baru Imlek, saya ucapkan "Selamat Hari Raya Imlek 2019!" 


Share:

0 comments:

Post a Comment