Art Block by Marie Toh (Tantangan Kedelapan: Interpretasi Gambar) |
Asal kalian tahu, besok adalah hari raya Imlek. Ah, tapi kalian pasti sudah tahu, kan? Gimana tidak? Ini masuk di hari libur Nasional dan bagaimana bisa lupa kalau hari Selasa itu hari libur? Aku aja kegirangan, karena libur dari kerja praktek di instansi tempat aku magang. Seandainya aku di rumah, pasti sempurna. Sayangnya, aku tidak sedang di rumah bersama keluargaku.
Sialan! Aku malah berada
di ruangan ini berkutat di depan laptopku, mengerjakan laporan dan sejibun
tanggungan lainnya. Walau ragaku hadir, tetapi jiwaku tidak di sini. Saat ini
saja aku bisa membayangkan Imlek di rumah nenek dengan suara petasan ketika
jarum pendek menunjukkan pukul 12 malam. Tetapi apa daya, aku berada beribu
kilometer dari sana. Aku tidak bisa menyalahkan siapapun, kecuali aku sendiri.
Aku yang memilih untuk tinggal dan melanjutkan kerja praktek. Aku yang menolak
untuk pulang. Aku terlalu gila kerja tetapi ujung-ujungnya menggerutu juga.
“Bagaimana perkembangan
tulisanmu?” tanya teman satu kosanku, ia sangat rajin menanyakan perkembangan
tulisanku dan membacanya. Aku sangat senang membahas tulisanku dengannya.
“Belum, aku belum
mendapatkan ide apapun,” balasku sambil melototi layar laptopku, seakan-akan
laptop akan mengetik dengan sendirinya jika kupelototi. Bodoh, aku tahu itu
tidak mungkin.
“Baiklah, kalau gitu.
Semangat ya,” sahut temanku, akhirnya meninggalkanku di kamar sendiri.
Memantau layar laptop
selama dua jam; mengerjakan laporan dan kerjaan lainku, aku kian bosan. Aku
memandang langit-langit kamar dan memutuskan untuk mengambil ponsel dari meja.
Aku berpindah memantau layar ponsel, melihat layar notifikasi. Tidak ada pesan
baru yang masuk.
Oke, mungkin semua sedang
menikmati malam liburan atau malam sebelum tahun baru Imlek. Wajar saja kalau
tidak ada yang menghubungiku. Aku kemudian berpindah dari satu aplikasi media
sosial ke media sosial lainnya. Aku membuka Line, Whatsapp, dan akhirnya
Instagram. Melihat satu per satu instastory
teman-teman, terutama teman-teman di kampung halaman.
Menekan
lingkaran-lingkaran merah jambu itu satu per satu, aku melihat semua orang
sedang bersenang-senang. Ada yang pulang dan ada pula yang berada di
perantauan, tetapi semua merayakan malam tahun baru Imlek. Mereka keluar makan
di rumah makan ataupun di rumah bersama keluarga. Ada pula yang menonton
petasan. Sungguh, malam yang mengasyikkan bagi mereka.
Di satu sisi, aku senang
karena ini tahun baru Imlek. Di sisi lain, aku iri dengan teman-teman di
media sosial yang sibuk membagikan keasyikan mereka di malam tahun baru ini.
Akhirnya aku memutuskan untuk menutup layar ponsel dan kembali berkutat di
depan layar komputer, melototi layar berharap ia mengetik dengan sendirinya.
Selesailah, biar aku
lekas tidur. Selesailah!
Aku melirik pada sudut
layar komputer, waktu menunjukkan 00.03 WIB. Tidak ada suara petasan dari jauh
seperti biasanya. Aku kembali memandang langit-langit kamarku, terkurung di
kamar sialan ini pada hari raya Imlek.
#katahatiproduction
#katahatchallenge
Jumlah kata: 433 kata.
-ali
--------------
Catatan:
Entah kenapa ketika melihat gambar ini, aku hanya bisa mengambarkan
seseorang yang frustrasi, mungkin karena suasana hatiku juga begitu. Ini
bukan sebuah karya yang maksimal dariku tetapi yang penting sudah
berusaha. Bagi teman-teman yang merayakan Tahun Baru Imlek, saya ucapkan
"Selamat Hari Raya Imlek 2019!"
0 comments:
Post a Comment